ketika semua memandang hegemoni kekuasaan semata dan hanya meraup dari banyaknya simpatisan,saat dimana rakyat digembalakan layaknya domba kelaparan,itulah gambaran yang terjadi pada sistem pemilu bertuhankan dan kebebasan.dilain pihak para petinggi partai sedang menari nari diatas kerusakan moral dan martabat bangsa saat ini.memang semua sistem pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan,namun tidak berarti sistem tersebut tidak baik,makan tetapi problema yang terjadi saat ini adalah bagaimana penerapan sebuah sistem dalam tataran bermasyarat,berbangsa dan bernegara.
kiranya para ulil amri tahu bahwa hajat besar lima tahunan bukanlah ladang uang untuk menggaet para domba-domba yang merengek,namun yang diatas malah congak dengan penuh kebanggaan.selain itu perlu kita sebagai domba menyadari bahwa kita harus mawas diri dan juga menjaga martabat domba untuk tidak mengaung ngaung pada pecandu harta,tahta dan wanita atau bisa dikatakan para penjilat kekuasaan,sehingga tidaklah heran jika ulil amri jaman sekarang diartikan sebagai pemimpin orang berduit,hal inilah yang mengungkap di lapangan,faktanya masyarakat sekarang sudah tak sendiko dawuh dengan para kyai atau yang lainnya.
terjadinya kesalahpahaman ini berujung sikap apatis warga negara pada pemimpinnya.pemimpin yang semula pengayom masyarakat berubah menjadi teroris/ancaman bagi mereka,oleh sebab itu kembali pada kittah keebangsaan dan 4 pilarnya adalah jalan terakhir mengembalikan jati diri bangsa,rakyat sebagai pasien dan pemerintah menjadi pelayan yang selalu siap sedia,sehingga negara akan aman,dan damai serta dapat mempermudah program progam yang akan direalisasikan.
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 comments:
Post a Comment